Minggu, 16 Desember 2012

Pendidikan Dalam Islam


Konsep pendidikan dalam islam : 
Melihat pandangan Islam yang meletakkan ilmu dan ahlinya dalam kedudukan yang tinggi dan mulia, maka salah satu aplikasinya adalah mendirikan lembaga pendidikan yang mampu mencetak ulama yang memiliki kualitas iman dan ilmu yang memenuhi tuntutan zaman, diantara lembaga pendidikan tersebut adalah pesantren yang sudah berabad-abad teruji sistemnya dan dapat melahirkan banyak tokoh pembangkit umat. Dan berdakwah melalui pesantren ini sangat efektif dalam mencetak keunggulan Sumber Daya Manusia ( SDM.). 

Sejarah masuk islam ke Indonesia : Telah kita ketahui bersama bahwa tradisi pesantren adalah warisan dakwah Wali Songo ( Wali Sembilan ) yang tetap eksis yang masih membutuhkan penyesuaian sesuai dengan zamannya. Rentetan periodik dakwah ini tidak perlu kita berpaling dari hasil karya ulama tradisional tetapi yang perlu kita lakukan adalah melanjutkan estafet dakwah dengan menambah kualitas pesantren itu sendiri. Karena yang jelas mereka sudah melakukan banyak ijtihad untuk menjalankan proses dakwah yang merupakan tuntutan agama yang harus dijalankan oleh masing-masing individu kaum muslimin. Metode mereka dalam berdakwah banyak mengambil dari budaya kaum hindu yang merupakan kepercayaan nenek moyang kita zaman dahulu. Maka tidak heran kalau melihat budaya India yang ada kemiripan dalam penyampaian serta ilmu pengetahuan karena pembawa dakwah ini berasal dari Gujarat. Dan pesantren merupakan benteng Islam Indonesia bahkan benteng bangsa Indonesia sendiri..

Perjalanan pesantren dari awal hingga sekarang : Dengan banyaknya perkembangan pola pesantren yang ada sekarang menunjukkan adanya dinamika metode yang baik, oleh karenanya kita patut mensyukuri proses ini yang kita warisi dari para ulama tradisional dan mereka sudah memetik hasil jerih payah mereka yaitu berupa ijtihad mencari format yang tanggap, cepat dan dan tepat , oleh sebabnya Allah SWT memberikan anugrah dua kali lipat pahala jika mereka benar dan satu pahala jika mereka salah.

Sejarah perkembangan pemikiran yang merupakan cikal bakal munculnya peradaban mengalami pasang surut mengikuti dinamika perkembangan sejarah umat Islam. Pendidikan yang diartikan sebagai suatu yang mampu merubah kondisi yang lebih baik mengalami perkembangan dan perubahan baik dari segi tujuan, metode, system serta alat untuk mengukur keberhasilan dari proses pendidikan tersebut. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan haruslah diruntut menurut “historis” pemikiran yang dikembangkan oleh para pemikir, penggagas, penggerak dan pelaku pendidikan dari masa ke masa. Karena keterbatasan penulis mengenai hal ini, terutama mengenai literature maka pembahasan dalam makalah ini lebih menekankan pada perbandingan sisi-sisi pemikiran pendidikan Islam tradisional dan Modern.

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifatu fil ardh (pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus (peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan masyarakat.

Dalam lintasan sejarah peradaban Islam, peran pendidikan ini benar-benar bisa diaktualisasikan dan diaplikasikan tepatnya pada zaman kejayaan Islam, yang mana itu semua adalah sebuah proses dari sekian lama kaum muslimin berkecimpung dalam naungan ilmu-ilmu ke-Islaman yang bersumber dari Quran dan Sunnah. Hal ini dapat kita saksikan, di mana pendidikan benar-benar mampu membentuk peradaban sehingga peradaban Islam menjadi peradaban terdepan sekaligus peradaban yang mewarnai sepanjang jazirah Arab, Afrika, Asia Barat hingga Eropa timur. Untuk itu, adanya sebuah paradigma pendidikan yang memberdayakan peserta didik merupakan sebuah keniscayaan.

Kemajuan peradaban dan kebudayaan Islam pada masa ke-emasan sepanjang abad pertengahan, di mana kebudayaan dan peradaban Islam berhasil memberikan Iluminatif (pencerahan) jazirah Arab, Afrika, Asia Barat dan Eropa Timur, hal ini merupakan bukti sejarah yang tidak terbantahkan bahwa peradaban Islam tidak dapat lepas dari peran serta adanya sistem pendidikan yang berbasis Kurikulum Samawi.

Saat ini dirasakan ada keprihatinan yang sangat mendalam tentang dikotomi ilmu agama dengan ilmu umum. Kita mengenal dan meyakini adanya sistem pendidikan agama dalam hal ini pendidikan Islam dan sistem pendidikan umum. Kedua sistem tersebut lebih dikenal dengan pendidikan tradisional untuk yang pertama dan pendidikan modern untuk yang kedua.

Seiring dengan itu berbagai istilah yang kurang sedap pun hadir ke permukaan, misalnya, adanya fakultas agama dan fakultas umum, sekolah agama dan sekolah umum. Bahkan dikotomi itu menghasilkan kesan bahwa pendidikan agama berjalan tanpa dukungan IPTEK, dan sebaliknya pendidikan umum hadir tanpa sentuhan agama.

       Walhasil , usaha untuk mencari paradigma baru pendidikan Islam tidak akan pernah berhenti sesuai dengan zaman yang terus berubah dan berkembang. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pemikiran untuk mencari paradigma baru pendidikan itu bersifat reaktif dan defensive, yaitu menjawab dan membela kebenaran setelah adanya tantangan. Upaya mencari paradigma baru, selain harus mampu membuat konsep yang mengandung nilai-nilai dasar dan strategis yang a-produktif dan antisipatif, mendahului perkembangan masalah yang akan hadir di masa mendatang, juga harus mampu mempertahankan nilai-nilai dasar yang benar-benar diyakini untuk terus dipelihara dan dikembangkan.
(diolah dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar